Sabtu, 08 Desember 2012

Energi Alternatif yang Ramah Lingkungan dan Cara Menghemat Energi


              Sobat blogger sudah sering kan mendengar energi akan habis beberapa tahun terakhir. Yupz, kemungkinan besar hal itu bisa saja terjadi sebab kebutuhan akan energy semakin meningkat tetapi energy yang tersedia semakin berkurang. Seperti minyak bumi contohnya. Banyak orang yang membutuhkannya sebagai bahan bakar untuk kendaraannya, sedangkan minyak bumi adalah sumber daya alam yang tidak dapat di perbaharui (dulu-berdasarkan hipotesis Mikhailo V. Lomonosov), tapi toh kenyataannya sekarang minyak bumi sudah dapat di perbaharui dengan adanya teknologi yang semakin canggih beserta penemuan-penemuan baru yang terus dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan masa kini. Tetapi meskipun dapat di perbaharui, terkadang membutuhkan waktu yang agak lama agar bisa tersedia kembali.
            Pembaharuan-pembaharuan minyak bumi maupun gas mungkin sudah di bahas di blog-blog lainnya seperti penelitian yang dilakukan oleh Vladimir Kutcherov yang melakukan simulasi suatu proses yang melibatkan tekanan dan panas yang terjadi secara alami di lapisan dalam bumi, proses yang menghasilkan hidrokarbon, komponen utama dalam minyak dan gas alam. Kutcherov mampu membuktikan bahwa hidrokarbon dapat dibuat  dari air, kalsium karbonat  dan zat besi bukan dari fosil hewan dan tumbuhan lagi. Ini berarti  minyak bumi merupakan sumber energi yang terbarukan. Dan beberapa sumber energy alternatif pengganti energy fosil seperti bentuk energi alternatif selain fosil : energi kinetik, energi listrik, energi potensial, energi cahaya, energi angin, energi gelombang, energi nuklir, energi nabati, gas methan dari kotoran dan sampah, batu bara dan energi panas bumi. Saya tidak perlu menjelaskan lagi karena sudah banyak dibahas di blog-blog lainnya. :)
 
            Berbagai macam penelitian pun terus dilakukan untuk mencari energy alternatif pengganti energy fosil ketika minyak dan gas mulai habis. Pada mulanya orang-orang taunya cuma fosil yang merupakan sumber minyak bumi, tetapi sekarang kan banyak mikroorganisme ataupun makroorganisme yang bisa digunakan sebagai sumber minyak. Atau dari bahan-bahan lain seperti air, kalsium karbonat  dan zat besi yang tersebut diatas.
            Penelitian-penelitian tersebut antara lain seperti yang dilakukan oleh Arief Budi Witarto, ahli protein lulusan Tokyo University of Agriculture and Technology, Tokyo, Jepang bersama tim Lemigas, berhasil menemukan bakteri yang bisa membantu peningkatan produksi minyak mentah. Mengapa bakteri ini bisa membantu meningkatkan produksi minyak mentah? Karena bakteri merupakan hasil rekayasa protein yang bertugas melepaskan hidrokarbon dari jebakan bebatuan didalam sumur-sumur produksi migas yang sudah lama dipompa. Pelepasan hidrokarbon itulah yang selanjutnya akan memudahkan proses pemompaan minyak bumi ke permukaan. Penelitian ini sungguh menakjubkan, karena membantu perusahaan-perusahaan minyak dalam meningkatkan produksi minyak mentah sehingga meminimalisir terjadinya pengurangan atau penurunan minyak mentah. Yang beberapa tahun terakhir minyak mentah Indonesia mengalami penurunan. (sumber : http://ciputraentrepreneurship.com)
           Selain itu ada penelitian tentang ganggang sebagai bahan pembuat solar yang ramah lingkungan yang dilakukan oleh Amerika Serikat. Sehingga harapan untuk menemukan energy terbarukan dapat terwujud. Penemuan spektakuler bukan?? Udah bisa dijadikan bahan pembuat solar, ramah lingkungan lagi. Menghasilkan produk yang ramah lingkungan itu perlu kan? Kita tidak hanya mementingkan diri-sendiri, tetapi lingkungan juga harus di pikirkan. Karena meskipun kita dapat hidup dengan sejahtera kalau lingkungan kita rusak nantinya juga akan berdampak pada kita. Sebenarnya bukan hanya ganggang, tetapi jagung dan tebu dari anggota leguminosae juga bisa di gunakan sebagai bahan pengganti minyak bumi yang pada awalnya dianggap tidak dapat terbarukan. Wajar saja jagung dan tebu bisa dijadikan bahan pembuat solar karena di tinjau dari morfologi dan anatominya pada bagian parenkim dari tumbuhan ini mengandung minyak. Saya ingat betul pas waktu kuliah anatomi tumbuhan semester lalu. Sehingga masuk akal jika dapat dijadikan sebagai bahan pembuat solar. Ini yang saya maksud sebagai salah satu sumber minyak bumi.
Organisme lain sepeti foraminifera juga membantu dalam proses pendeteksian adanya sumber minyak bumi. Kita bisa mengetahui tempat terdapatnya minyak bumi dari testa (cangkang) yang dimilikii oleh si foraminifera. (kata dosen Protozoologi). Tapi foraminifera ini hidupnya di dasar laut, sehingga kebanyakan di lautan yang bisa di deteksi adanya sumber minyak bumi, dan jarang di daerah terestrial bisa di deteksi dengan foraminifera.
Hari jum’at lalu pas mata kuliah algologi, dapet wawasan baru, ternyata haptophyta atau yang disebut coccolithophorads bisa dijadikan sebagai deposit minyak utama (bioindikator dalam produksi minyak karena penyusun utama struktur tubuhnya adalah zat kapur. (Young et al, 1994). Prosesnya sich belum tahu, tapi mungkin suatu saat nanti saya mau meneliti haptophyta ini sehingga membantu meningkatkan produksi minyak bumi dan pastinya harus ramah lingkungan. Manfaatnya mengambil penelitian ini, selain ramah lingkungan, juga tidak membutuhkan area yg luas untuk pembudidayaannya. Kuncinya hanya telaten saja dalam pembudidayaannya, terus selain manfaat tersebut, haptophyta (yang termasuk jenis alga ini) juga bisa di manfaatkan untuk mengurangi penipisan lapisan ozon. Menarik sekali untuk di teliti. Untuk mewujudkannya juga diperlukan kerjasama dari ahli fisika dan kimia. Karena ilmu yg satu dengan yang lainnya itu bersatu (tidak bisa dipisahkan). :)
Dan alangkah lebih baiknya jika kita mulai detik ini menghemat energy. Hal itu bisa kita lakukan, dengan mengurangi pemakaian kendaraan kita bila tidak bener-bener di perlukan, misalnya tidak naik sepeda motor ke suatu tempat yang masih bisa kita jangkau dengan berjalan kaki atau naik sepeda. Mematikan lampu jika sudah tidak digunakan, dan matikan juga saat mau tidur. Karena selain menghemat energy listrik dengan mematikan lampu pada saat mau tidur juga baik untuk kesehatan. Mencabut charger dari stopkontak tiap habis ngecas laptop/hp, dan matikan kran air tiap habis selesai mandi. (( :

11 komentar:

  1. nice blog^^ ,, artikelnya bagus jeh,, :)

    BalasHapus
  2. kerenn yang alga itu lowh,cz jarang sekali yang memanfaatkan yang bersumber dari tumbuhan laut, kebanyakan dibuat makanan, kosmetik, sekali2 dibuat yang lebih canggih, biogas! lagian juga udah terbukti kandungannya, sepertinya harus dicoba dulu, bagaimana kalo bikin PKM, penelitian di INA
    kyaknya belum ada itu, sayang yah Indonesia terdiri dari lautan, tapi gak ada yang memanfaatkannya??

    BalasHapus
    Balasan
    1. ojaya..... woooo!!sok pinter bgt loh

      Hapus
  3. Bener sekali sob,Indonesia memang kaya akan keanekaragamannya tapi kebanyakan warganya belum tahu manfaat yang sesungguhnya (kurangnya SDM), malah mereka hanya mengekspor alga dalam bentuk bahan mentah yg harganya lebih murah. sedangkan di luar negeri alga2 itu diolah menjadi barang yang punya nilai harga yg tinggi, bahan yg sudah diolah itu diekspor lagi ke Indonesia dengan harga tinggi. padahal bahan awalnya kan dari Indonesia. :( sangat disayangkan ya?

    boleh juga tuch kalo dibuat PKM.
    tapi bukannya lebih baik kalo kita langsung terjun ke lapangan saja? bekerjasama gitu membuat suatu produk seperti yg kamu katakan dibuat biogas atau seperti yang aku jelaskan di atas sebagai pengganti energi fosil. jadi kita gak perlu menunggu waktu lama lagi jika ingin memproduksi minyak. :)

    BalasHapus
  4. EA Nature : makasih ya dah mampir ke blogku, dan terimakasih juga atas sarannya. :)

    BalasHapus
  5. sebelum terjun, setidaknya kita punya perijinan jeh, punya keahlian juga... oh ya, alat2 disini juga kan gak mudah di temukan, kalo di luar negeri semuanya sudah ada, kita kan negara berkembang,wajar juga sih, para ilmuwan juga yang asli INA, gak pernah mau bekerja sama dengan penduduk pribumi, itu yang susah, mereka udah kerasan belajar di luarnegeri,.semuanyaa tepenuhi.

    BalasHapus
  6. haptophyta, coccolithophorads .. baru tau.. kalau bisa dijadikan sebagai deposit minyak utama :D :keren

    BalasHapus
  7. Ya seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih, penemuan2 baru mulai terungkap masbro. :)

    BalasHapus
  8. Balasan
    1. spa loch? tijelllllll
      whooooooo!! nyampah je!

      Hapus